HEADLINE

Meski DBD Mereda Sejenak, Bagaimana Leptospirosis Yang Mengintai Warga

Zonapacitan.com, Pacitan - Kasus pasien Demam Berdarah (DBD) di Pacitan kini mereda sejenak, tentunya jangan sampai membuat masyarakat di Pacitan lengah. Karena, Pacitan merupakan daerah endemis, apalagi saat ini mulai musim penghujan, sedangkan Leptospirosis yang mudah penularanya melalui air juga siap mengancam.

Mulai datang kembalinya musim hujan, selain resiko meningkatnya kasus DBD, Pacitan sebagai daerah endemis kasus leptospirosis sangat perlu diwaspadai. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, dr. Daru Mustiko Aji mengingatkan, bahwa timbulnya penyakit leptospirosis disebabkan oleh kencing tikus. “Di saat musim hujan, potensi penyakit leptos muncul, apalagi Pacitan merupakan endemis leptos, saya minta warga pacitan lebih waspada jangan sampai lengah,”katanya.

Gambar : Ilustrasi penyebab Leptospirosis

Penyakit leptos ini adalah penyakit zoonosis yang ditularkaan melalui kencing binatang yang mengandung bakteri leptospira, yaitu melalui invasi mukosa atau kulit yang tidak utuh atau terluka. Infeksi bisa terjadi dengan kontak langsung atau melalui air sungai, sawah, selokan, lumpur atau tanah yang tercemar bakteri leptospira.

“Jika ada yang memiliki gejala demam, sakit kepala, badan lemah, nyeri betis hingga kesulitan berjalan, kemerahan pada selaput putih mata segera datang ke puskesmas terdekat atau tenaga medis,”ujar dr. Daru.

Meskipun hampir pertengahan tahun 2025 ini masih tercatat 51 kasus leptospirosis,  tetapi jika lengah menjaga pola hidup bersih dan sehat, maka bisa beresiko meningkatkan kasus. Masa inkubasi bakteri leptospira antara 2-30 hari, rata-rata berlangsung 7-10 hari.

Sebagai langkah pencegahan, dengan melalui puskesmas sudah dilakukan beberapa hal prefentif sebagai berikut :

1. Mengadakan sosialisasi kepada semua unsur masyarakat, baik dilakukan secara langsung maupun melalui media.

2. Melakukan pelacakan terhadap kasus terduga.

3. Berkoordinasi dan bekerja sama dengan desa, terkait pelacakan kasus maupun sosialisasi pencegahan.

Belajar dari kasus Leptospirosis tahun sebelumnya, membuat tahun ini jumlah kejadian Leptospirosis turun signifikan.

Perkembangan kasus saat ini, terdapat pasien dari desa Tanjung Lor atas nama Tn. S yang dirujuk ke RSUD dr. Darsono,  saat ini (Sabtu 10/05/2025) kondisi pasien sudah dinyatakan membaik, sudah  keluar dari ICU dan pindah ke bangsal Bougenville 1. (asn/nrcn)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar